Sampai pada Waktunya (Part 2)



Alhamdulillah....

Diluar perkiraan, acara berjalan dengan sangat lancar. Antusias para peserta dan para penonton membuat suasana semakin memanas. Semakin banyak para penonton mendatangi lokasi, seakan memberikan tambahan stamina kepada para peserta. Begitupun dengan diriku serta teman-teman, Kita seakan larut dalam suasana perlombaan ini. 

Waktu berlalu begitu cepat, Tit .. Tiit .. Tiiit .. suara bel berbunyi. Memberikan isyarat kepada Kita semua, sudah waktunya untuk Isoma (Istirahat, Sholat, Makan). Aku kaget mendengar suara bel, tanpa banyak bicara Aku langsung berpamitan pulang kepada teman-teman yang lain. Melihat Aku yang tergesa-gesa tidak ada yang bertanya balik, atau menahanku untuk tetap berada pada lokasi perlombaan.

Tidak lama sampai dirumah, Aku mengganti pakaian serta mencuci wajah yang penuh dengan make up. Setelah selesai membereskan semua yang Aku pergunakan, Aku melaksanakan Sholat Zuhur.
Selesai menunaikan ibadah Sholat, Aku berbaring diatas kasur yang membuatku sangat nyaman. Tetapi kali ini kenyamanan yang Aku dapatkan tidak seperti biasanya, hatiku mulai bertanya-tanya kepada Yang Maha Kuasa “Tuhan, ada apa dengan diriku ini? Aku merasa tidak nyaman untuk hari esok, tetapi kenapa Aku seakan takut untuk tidak menjalani hari esok. Hanya karena membayangkan wajah Ibu membuatku berlari menuju rumah. Tuhan mengapa semuanya begitu rumit untuk Ku  jalani? Apa yang harus Aku lakukan Tuhan? Bagaimana Aku menghadapi Try Out besok Tuhan?” Aku terdiam dalam keheningan sejenak.

***

Belaian lembut dikepala ku, membuatku terbangun dari tidur. Ini pasti jemari Ibu, Aku sangat mengetahui bagaimana kasarnya telapak tangan Ibu. Tangan yang digunakan untuk membereskan rumah serta tangan yang digunakan untuk beliau bekerja di Kantor. Tangan Malaikat tanpa sayap dalam kehidupanku ini tidak akan mungkin Aku lupakan. Perlahan mulai ku buka mata, dan Aku menoleh kepada Ibu yang berada disamping ku.

Vige kecapekan ya Nak? Ini minumlah susu coklat hangat. Habis itu sambung lagi istirahatnya ya Nak.” Ucapan Ibu sembari memberikan gelas yang telah berisi susu coklat hangat.

Aku mengambil dan langsung meminum susu yang telah diberikan oleh Ibu. Apakah Aku kehausan atau memang susu ini nikmat. Sehingga Aku langsung menghabiskan minuman tersebut. “Terima Kasih Ibu.” cuma kalimat itu yang Aku sampaikan kepada Ibu.

Ibu memberikan senyuman yang paling indah dari bibirnya, dan kembali Ibu memegangi kepalaku sambil beranjak keluar dari kamar. “Selamat Istirahat Nak.” Ucap Ibu.

*** 



Matematika, Ku persiapkan semua buku yang berhubungan dengan pelajaran ini. Tiada sedikitpun rasa risau menyelimuti hatiku, semuanya seakan tenang dan biasa saja. Sambil tersenyum mulai ku buka buku dan catatan yang diperlukan, Aku mulai mengerjakan beberapa soal yang ada. Sebenarnya Aku sangat menyukai pelajaran ini, pelajaran ini tidak membuatku bosan sedikitpun. Pejaran ini tidak memintaku untuk menghafal rumus yang rumit, melainkan pelajaran ini memintaku untuk selalu mengerjakan soal-soal yang ada, agar aku bisa mengingat rumus-rumus tersebut. Karena itulah, Aku sangat menyukai pelajaran Matematika ini. Tidak hanya pelajarannya, Guru di Sekolah juga membuatku nyaman, baik cara beliau mengajarkan didalam kelas serta cara Beliau mempermudah para murid untuk mengingat rumus. Bagiku, Beliau bukanlah Guru yang memilih kasih terhadap muridnya, melainkan Beliau adalah sosok Guru yang sangat tabah dan sabar menghadapi para muridnya.

Aku terlena menyelesaikan soal-soal matematika, membuatku harus tertidur diatas meja belajar yang beralaskan buku pelajaran. Suara gemuruh mengejutkanku, perlahan ku buka mata dan melihat kepada jam dinding.

Huft ... Aku berjalan perlahan menuju kasur yang selalu dapat memberikanku kenyamanan. Mulai ku rebahkan badan ini dan Ku tarik selimut. Dalam hitungan beberapa menit, Aku sudah berada pada alam mimpi yang sempurna.





0 Response to "Sampai pada Waktunya (Part 2)"

Post a Comment