Kesekian
kalinya rasa malas menyelimuti hatiku, untuk menuju kamar mandi. Sekuat tenaga
harus Aku kumpulkan kekuatan untuk dapat bangun dari kasur yang nyaman ini.
Sampai akhirnya, lamunan ku memudar seiring dengan suara Ibu.
“Vige, sudah jam 5.30. kamu tidak sholat?
Tidak sekolah?” Ucapan Ibu yang membuatku harus bangun dari kenyamanan ini.
Aku
melangkah perlahan menuju kamar mandi, seakan kamar mandi ini berada puluhan KM
(Kilo Meter) dari kamarku. Sambil
didalam hati Aku berbicara sendiri “Oh
Tuhan, mengapa Aku harus sekolah di tempat yang sangat membosankan itu. Aku
benar-benar tidak nyaman Tuhan...”
***
Menginjakkan
kaki digerbang sekolah ini, membuatku merasa muak, bosan, bahkan jenuh.
Lingkungan sekolah membuatku merasa sangat tertekan, dengan beberapa guru yang
bertindak memilih kasih terhadap muridnya, murid-murid yang kuat menindas murid
yang lemah, serta begitu jelas perbedaan antara si kaya dan si miskin.
Aku
adalah seorang perempuan yang biasa saja, tidak cantik tetapi tidak jelek.
Tidak tergolong pada keluarga yang kaya raya, setidaknya keluarga yang
berkecukupan. Aku bukan anak yang terlalu pintar, tapi bukan anak yang bodoh
pastinya. Sehingga aku dapat bersekolah pada sekolah terfavorit di Kota ini.
Aku berbeda dari anak lainnya, sehingga Aku benar-benar tidak mendapatkan
kenyamanan yang Aku inginkan. Pola fikir yang Aku miliki sangat jauh berbeda
dengan teman-teman disekolah, jika Aku tidak suka Aku akan menghindarinya, begitupun
sebaliknya jika Aku suka Aku akan melakukannya. Tapi Aku tidak pernah merugikan
Orang lain, sehingga dengan pola fikirku
yang seperti ini membuatku dijauhi oleh teman dan beberapa guru ikut
mengucilkan ku. Aku cuma diam, bertahan tanpa banyak bicara dengan mereka,
termasuk kepada keluargaku sendiri aku tidak pernah menceritakan apa yang Aku
rasakan disekolah ini.
Hari
ini, sama seperti hari-hari lainnya yang tidak ada hal yang menarik hanya
membosankan. Dengan harapan yang sama yaitu ingin secepatnya pulang kerumah
bertemu dengan kasur yang sangat membuatku nyaman. Ops ... Ada sedikit perbedaan pada hari ini, sepulang sekolah Aku
akan mengadakan latihan menari dengan teman-teman sebaya pada lingkungan tempat
tinggalku. Karena Besok Aku dan teman-teman akan menampilkan Tari Persembahan
sebagai Pembukaan Acara Perlombaan Silat yang akan diadakan.
***
Latihan
menari ini membuatku merasa tenang, karena bersama dengan teman-teman masa
kecil. Dengan umur yang tidak terlalu jauh, bisa dikatakan kalau Kita semua
seumuran. Bersama dengan mereka
membuatku dapat melupakan hal-hal membosankan yang aku lalui selama disekolah.
Dalam
lingkungan sekolah mungkin Aku bukan seseorang yang mereka anggap ada, tapi
pada lingkungan lain Aku merasa sangat bahagia, karena Aku diberikan
kepercayaan menjadi Ketua Remaja Perempuan, serta diberikan beberapa
kepercayaan untuk mengelola Aliansi-aliansi remaja.
Aneh,
Aku seperti seseorang yang sedang bermain film,
harus bermain peran dimana pun Aku berada. Apa yang Aku alami di Sekolah tidak
perlu orang lain mengetahuinya. Bahkan orang tua sekalipun, cukup permasalahan
yang Aku hadapi di Sekolah Aku sendiri yang menjalaninya.
***
Hari
ini penuh dengan semangat. Bukan hanya semangat karena hari Libur, tetapi
karena Acara perlombaan yang diadakan. Membuat pagi ini begitu bergelora, tanpa
harus menunggu panggilan dari Ibu. Aku sudah selesai Sholat Subuh dan juga selesai mandi. Ketika Aku sedang bersiap-siap
Ibu membantu mempersiapkan sarapan pagi.
“Ge, kamu sampai acara selesai dilokasinya?”
tanya Ibu, kepada Ku.
“Mungkin Bu, Ge Cuma tampil pada pembukaan saja.
Memangnya kenapa ya Bu?” tanyaku kembali.
Sambil
menghela nafas Ibu berkata “Ibu, cuma
mengingatkan! Besok kamu Try Out Pertama loh disekolah.”
Tanpa
membalas ucapan Ibu Aku melanjutkan sarapanku. Fikiranku mulai bercabang,
bagaimana Aku akan menghadapi Try Out besok,
sedangkan Aku sama sekali tidak mempersiapkan sedikitpun. Ah sudahlah ... Untuk hari Besok, akan dijalani seperti biasa. Hari
ini Aku begitu bersemangat, jadi akan lebih baik menjalani hari ini, daripada
memikirkan keadaan sekolah yang hanya bisa membuatku sedikit gila.
Selesai
Sarapan, Aku bersiap-siap menuju Salon. Setiba di Salon, ternyata teman-teman
yang lain sudah datang terlebih dahulu. Sehingga Aku harus menunggu antrian,
walaupun tidak begitu ramai setidaknya menunggu itu adalah hal yang
membosankan. Tidak beberapa lama setelah menggunakan Aku dan teman-teman yang
lain menggunakan Make up, dan pakaian
adat untuk menari, Kita semua menuju lokasi. Lokasi Acara tidak terlalu jauh
dari tempat Salon cuma membutuhkan waktu Lima Menit jika berjalan kaki. Bismillahhirrahmanirrahim...
0 Response to "Sampai pada Waktunya (Part 1)"
Post a Comment