Sampai pada Waktunya (Part 4)

Aku berdiri dibawah Jam Gadang, pusat wisatanya Kota Bukittinggi ini. Suasana sore ini begitu indah, langit cerah diselimuti awan putih serta Matahari sore yang sangat manawan, memberikan keindahan. Begitu banyak orang-orang yang menikmati keindahan sore hari ini. Tapi sayang, sekian banyaknya mereka, tidak satu orang pun yang Aku kenal. Sampai akhirnya, ada seorang lelaki yang menghampiriku.

"Kak, maaf boleh tahu sekarang jam berapa?" Lelaki itu bertanya kepadaku.

"Kak?" tanyaku kembali dengan ekspresi wajah penuh keheranan.

"Eh.. Maaf dek!" ucap Lelaki itu kembali.

Dengan sedikit jengkel Aku berkata "Kak.. Deek.. Kelahiran Tahun berapa sih? Kamu nanyain Jam! Itu Jam Gadang, segede itu Kamu ngak bisa tengok?" jelasku sambil menunjuk kearah Jam Gadang.

Sambil tersenyum lelaki itu menyodorkan tangannya, sambil berkata, "Nama Saya Agil, Saya kelahiran Tahun 1990, Saya sekolah di SMA X dan Saya saat ini kelas Satu."
Ingin rasanya Aku menertawakan tingkah lelaku ini, tapi seakan Aku lupa bagaimana caranya untuk tertawa. Hanya saja, sambil tersenyum Aku membalas untuk menjabat tangannya sambil berkata, "Vige, sekolah di SMP X dan sekarang lagi Kelas Tiga."
"Jadi ngak papa Agil panggil Adek ya? oh ya ... ngomong-ngomong, Agil suka dengan Jam Tangan yang Vige pakei, apa Agil boleh minjem? Agil janji Besok Jam tangannya akan Agil kembaliin lagi." jelas Agil kepada diriku.
Dengan perasaan penuh keheranan Aku mencoba untuk memberikan pernjelasan kepada Agil, "Maaf, ini Jam tangan kesayangan Vige, dan ini dibelikan oleh Kakak. Dan ngak mungkin banget kalau Aku minjemin Jam ini sama Kamu. Kalau kamu ngak percaya, nanti Kamu langsung deh ngomong sama Kakak Aku. Kebetulan, sekarang Aku lagi nunggu Beliau sih.."
"Okeeeh.." jawab singkat Agil, sambil dia berdiri disamping Aku, dengan badannya yang sedikit ditegakkan. Aku cuma bisa tersipu melihat tingkah laku Lelaki yang baru saja Aku kenal ini.
Beberapa menit, Aku dan Agil terdiam, tiba-tiba datang Lelaki lain yang menghampiri Agil "Siapa Gil?" dia bertanya kepada Agil,

"Adek Gue, Vige." Kata Agil kepada Lelaki itu, dan ternyata Beliau adalah temannya Agil,

Tidak begitu lama, seling beberapa detik ternyata Agil memiliki banyak teman disini. Tidak hanya Lelaki yang bernama Ricky saja, tetapi masih banyak lagi teman-teman yang lain. Tidak hanya teman Lelaki, tetapi juga ada teman Perempuan, dan Kita semua saling berkenalan.

Ini adalah pertama kalinya, Aku berkenalan dengan Orang Asing dan mereka sangat banyak. Aku tidak tahu kenapa, atau bagaimana. Tetapi, Hati ini sama sekali tidak meragukan mereka. Bahkan mengenal mereka memberikan sedikit ketenangan dalam diriku, serta membuatku merasa bahwa Aku tidak sendirian.

Agil dan teman-temannya menemaniku menunggu Kak Rika. Sambil menunggu Kita semua bercerita dan saling memperkenalkan diri untuk lebih mengenal secara mendalam. Tiba-tiba Agil meminjan pena kepada temannya.

"Tolong tulis No HP Kamu disini." ucap Agil kepadaku, sambil menunjuk kearah telapak tangan kanannya.

Ini adalah perkenalan pertamaku dengan Orang Asing dan Orang yang sangat aneh. Tetapi, keanehan yang dia perlihatkan kepadaku, membuatku ingin selalu tersenyum dengan tingkah lakunya. Aku menulis No Handphone ku ditelapak tangannya. Aku tidak tahu harapan apa yang Aku inginkan pada saat Aku menulis diatas telapak tangannya. Tetapi Satu hal yang pasti Aku senang dapat bertemu dan berkenalan dengan Dia Ragil Prima Putra.

Tidak lama akhirnya Kak Rika datang. Beliau tersenyum melihatku bersama dengan teman-teman. Teman-teman yang baru saja Aku kenal, tetapi Kak Rika tidak akan tahu tentang hal itu.

Aku mengenalkan Agil dan teman-temannya kepada Kak Rika seorang, Karena, Bang Yogi langsung pergi setelah melihat Aku dan teman-teman, mungkin Beliau ada keperluan sehingga sangat tergesa-gesa. Setelah berkenalan dengan Kak Rika, "Kak, maaf sebelumnya. Agil mau minta izin sama Kakak, boleh ngak Kak, Agil minjem jam tangan yang kakak berikan kepada Vige, Agil janji, besok jam tangannya akan Agil kembaliin lagi kok Kak." Pinta Agil kepada Kak Rika.
Aku sangat kaget mendengar ucapan Agil, dia benar-benar berani mengatakan kalimat itu kepada Kak Rika, padahal dia barus saja bertemu. Sebelum memberikan jawaban kepada Agil, Kak Rika sempat melirik diriku. Aku hanya memberikan senyum manja kepada Kak Rika, sambil menghela nafas Kak Rika berkata, "Agil, Jam tangan ini baru saja Kakak berikan kepada Vige, dan ngak mungkin Jam tangan ini langsung dipinjemkan ke Orang lain. Nanti saja ya... Kalau Vige udah memperlihatkan Jam tangan barunya kepada Ayah dan Ibu, baru deh Agil pinjem lagi sama Vigenya." Penjelasan Kak Rika membuat Agil tersenyum, dan menganggukkan kepalanya.
"Okeeh deh Kak, Satu Bulan lagi Agil akan pinjem Jam tangan milik Vige ini Kak. Kalau gitu Agil pamit ya Kak... Kakak juga mau pulangkan? Vige tadi juga sempat cerita, kalau dirumah harus pulang sebelum waktunya Maghrib. Udah Setengah Enam loh kak..." ucap Agil sambil berpamitan dengan Aku dan Kak Rika, dan tidak lupa Agil menjabat tangan Kak Rika.
Berkali-kali Aku tersenyum melihat sikap yang Agil perlihatkan. Dibawah Jam Gadang ini, Aku memulai pertualangan, mencoba membuka Diri untuk Lingkungan Luar dan untuk Orang Lain. Walaupun, Aku tidak tahu. Entah Kapan lagi Aku akan bertemu dengan Mereka semua. Tapi, hari ini Aku sangat senang dan bahagia. Terima Kasih Kak Rika dan Bang Yogi, berkat Kakak dan Abang, Aku tidak akan pernah bertemu dengan Agil dan teman-temannya.
Bersambung ....

0 Response to "Sampai pada Waktunya (Part 4)"

Post a Comment